TEORI BELAJAR MENURUT ROBERT M.GAGNE
DosenPembimbing
:
Hapizah, S.Pd, MT.
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
4
2.
Amy
Arimbi (06081381520036)
3.
DjokoAbimanyu
(06081381520051)
4.
Yulianita
Maharani (06081381520057)
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA PALEMBANG
2016
1. Biografi Robert M. Gagne
Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916 – 28 April
2002), Gagne lahir di Andover Utara, Massachusetts. 25 Ia mendapat kan gelar
A.B dari Universitas Yale pada tahun 1937 dan gelar Ph.D dari Universitas Brown
pada tahun 1940. Dia adalah seorang Professor dalam bidang psikologi dan psikologi
pendidikan di Connecticut College khususwanita (1940-1949), Universitas Negara
bagian Pensylvania (1945-1946), Professor di Departemen penelitian pendidikan
di Universitas Negara bagian Florida di Tallahas semulai tahun 1969. Gagne juga
menjabat sebagai direktur riset untuk angkatan udara (1949-1958) di Lackland,
Texas dan Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai konsultan dari departemen pertahanan
(1958-1961) dan untuk dinas pendidikan Amerika Serikat (1964- 1966), selain itu
ia juga bekerja sebagai direktur riset pada Institut penelitian Amerika di
Pittsburgh (1962-1965).
Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada pendidikan
Amerika dan pada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs ada diantara
pengembangan awal dari teori desain sistem instruksional yang menunjukkan bahwa
semua komponen dari pelajaran atau periode instruksi dapat dianalisis dan 25
Raymond J. Corsini, Encyclopedia Of Psychology, (Kanada, 1999), edisi kedua volume
4, h 60 18 semua komponen yang dapat dirancang untuk beroperasi bersama-sama sebagai
suatu rencana untuk pengajaran. Dalam suatu artikel signifikan berjudul
“Teknologi Pendidikan dan Proses Pembelajaran” (peneliti pendidikan, 1974),
Gagne mendefinisikan instruksi sebagai “serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk
kegiatan eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran dan itu mempromosikan pendidikan”.
Gagne juga dikenal untuk teori stimulus-responnya yang muthakir dari delapan jenis
pembelajaran yang dibedakan dalam hal kualitas dan kuantitas dari respon
stimulus yang mempunyai keterkaitan.
Dari yang paling mudah hingga yang paling sulit atau
komplek, ini adalah Signal learcning (Pavlovian Conditioning) Stimulus response
learning (operant conditioning) Chaining (Complex Operant Conditioning) Verbal
association, Discrimination learning, Concept learning, Rule learning, Problem
solving. Gagne berpendapat bahwa banyak keterampilan bias dianalisis dalam suatu
perilaku hirarki yang disebut pembelajaran hirarki.
Seorang instruktur akan mengembangkan pembelajaran hirarki
untuk sesuatu yang diajarkan dengan menyatakan keahlian untuk dipelajari sebagai
perilaku tertentu dan untuk kemudian bertanya dan menjawab pertanyaan “apa yang
ingin anda ketahui tentang bagaimana cara untuk melakukan tugas ini, setelah diberikan
suatu petunjuk”. Gagne menguji Teori pembelajaran hirarki belajar, terutama menggunakan
keterampilan aritmatika sederahana. Temuannya cenderung mendukung gagasan hirarki
pembelajaran dan menujukkan bahwa individu jarang 19 mempelajari keterampilan
yang lebih tanpa sebelumnya tahu keahlian atau keterampilan yang lebih rendah, 26
Pendekatan Gagne pada pembelajaran dan pengajaran, terutama pada pendekatan desain
system pengajaran, yang kadang-kadang dikritik sebagai yang paling pantas untuk
kemahiran belajar informasi dan objek ketrampilan intelektual, tidak diragukan lagi
untuk sikap dan strategi kognitif, hasilnya tidak diragukan lagi hasil kerja
Gagne mempunyai dampak yang cukup besar pada teori dan pemikirannya di kalangan
pendidikan.
Teori hirarkinya tentang langkah-langkah prasyaratan
dalam pembelajaran mempunyai banyak implikasi untuk peruntunan instruksi dan ia
merasa banyak memberikan konstribusi untuk pengembangan pendekatan ilmu pengetahuan
pada pengajaran. Dibidang bahasa Inggris, contohnya ia diijinkan guru bahasa Inggris
untuk menjabarkan keterampilan bahasa Inggris kedalam komponen yang lebih sederahana
dan untuk mengajarkan komponen ini kedalam suatu urutan, memperkuat tanggapan
yang benar dalam sepanjang perjalanan. Gagne berfokus pada instruksi sistematis
yang tepat yang juga membantu meletakan dasar untuk pengajaran individual dan sekolah
akuntasi di kalangan masyarakat Amerika.
2. Teori Belajar Menurut Robert M. Gagne
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh
pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah
lingkungan individu seseorang. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan
mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan
tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang
berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan minat atau nilai
pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya sementara. Menurut
Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus,
dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi.
3. Sistematika ”Delapan Tipe Belajar”
Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:
v
Tipe belajar tanda (Signal learning)
Belajar dengan cara ini dapat dikatakan sama dengan apa
yang dikemukakan oleh Pavlov. Semua jawaban/respons menurut kepada
tanda/sinyal.
v
Tipe belajar rangsang-reaksi
(Stimulus-response learning)
Tipe ini hampir serupa dengan tipe satu, namun pada tipe
ini, timbulnya respons juga karena adanya dorongan yang datang dari dalam serta
adanya penguatan sehingga seseorang mau melakukan sesuatu secara
berulang-ulang.
v
Tipe belajar berangkai (Chaining Learning)
Pada tahap ini terjadi serangkaian hubungan
stimulus-respons, maksudnya adalah bahwa suatu respons pada gilirannya akan
menjadi stimulus baru dan selanjutnya akan menimbulkan respons baru.
v
Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal
association learning)
Tipe ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, dimana
hasil belajarnya yaitu memberikan reaksi verbal pada stimulus/perangsang.
v
Tipe belajar membedakan (Discrimination
learning)
Hasil dari tipe belajar ini adalah kemampuan untuk
membeda-bedakan antar objek-objek yang terdapat dalam lingkungan fisik.
v
Tipe belajar konsep (Concept Learning)
Belajar pada tipe ini terutama dimaksudkan untuk
memperoleh pemahaman atau pengertian tentang suatu yang mendasar.
v
Tipe belajar kaidah (RuleLearning)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu kaidah yang terdiri
atas penggabungan beberapa konsep.
v
Tipe belajar pemecahan masalah (Problem
solving)
Tipe belajar ini menghasilkan suatu prinsip yang dapat
digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan.
4. Sistematika “Lima Jenis Belajar”
Sistematika ini tidak jauh berbeda dengan sistematika
delapan tipe belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari
sistematika delapan tipe belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut
adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
v
Informasi verbal (Verbal information)
Merupakan pengetahuan yang dimiliki seseorang dan dapat
diungkapkan dalam bentuk bahasa, lisan, dan tertulis.
v
Kemahiran intelektual (Intellectual skill)
Yang dimaksud adalah kemampuan untuk berhubungan dengan
lingkungan hidup dan dirinya sendiri dalam bentuk suatu representasi, khususnya
konsep dan berbagai lambang/simbol (huruf, angka, kata, dan gambar).
v
Pengaturan kegiatan kognitif (Cognitive
strategy)
Merupakan suatu cara seseorang untuk menangani aktivitas
belajar dan berpikirnya sendiri, sehingga ia menggunakan cara yang sama apabila
menemukan kesulitan yang sama.
v
Keterampilan motorik (Motor skill)
Adalah kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan
koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu.
v
Sikap (Attitude)
Merupakan kemampuan seseorang yang sangat berperan sekali
dalam mengambil tindakan, apakah baik atau buruk bagi dirinya sendiri.
5. Fase-Fase Belajar
Fase-fase
belajar ini berlaku bagi semua tipe belajar. Menurut Gagne, ada 4 buah fase
dalam proses belajar, yaitu:
v
Fase penerimaan (apprehending phase)
Pada fase ini, rangsang diterima oleh seseorang yang
belajar. Ini ada beberapa langkah. Pertama timbulnya perhatian, kemudian
penerimaan dan terakhir adalah pencatatan (dicatat dalam jiwa tentang apa yang
sudah diterimanya).
v
Fase penguasaan (Acquisition phase)
Pada tahap ini akan dapat dilihat apakah seseorang telah
belajar atau belum. Orang yang telah belajar akan dapat dibuktikannya
dengan memperlihatkan adanya perubahan pada kemampuan atau sikapnya
v
Fase pengendapan (Storage phase)
Sesuatu yang telah dimiliki akan disimpan agar tidak
cepat hilang sehingga dapat digunakan bila diperlukan. Fase ini
berhubungan dengan ingatan dan kenangan.
v
Fase pengungkapan kembali (Retrieval phase)
Apa yang telah dipelajari, dimiliki, dan disimpan (dsalam
ingatan) dengan maksud untuk digunakan (memecahkan masalah) bila diperlukan. Jika kita
akan menggunakan apa yang disimpan, maka kita harus mengeluarkannya dari tempat
penyimpanan tersebut, dan inilah yang disebut dengan pengungkapan kembali. Fase
ini meliputi [enyadaran akan apa yang telah dipelajari dan dimiliki, serta
mengungkapkannya dengan kata-kata (verbal) apa yang telah dimiliki tidak
berubah-ubah.
6. Peristiwa-peristiwa Pembelajaran
Apakah
yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol
kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar,
namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.
Mengajar terdiri
dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne terkenal dengan
“Nine instructional events” atau Sembilan kondisi intruksional yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
v Gain
attention (memelihara perhatian)
Dengan
stimulus ekstern kita berusaha membangkitkan perhatian
dan motivasi siswa untuk belajar.
v Inform
learners of objectives (penjelasan tujuan
pembelajaran)
Menjelaskan
kepada murid tujuan dan hasil apa yang diharapkan setelah belajar. Ini dilakukan
dengan komunikasi verbal.
v Stimulate
recall of prior learning (merangsang murid)
Merangsang
murid untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang merupakan prasyarat
agar memahami pelajaran yang akan diberikan.
v Present
the content (menyajikan stimulus)
Menyajikan
stimulus
yang berkenaan dengan bahan pelajaran sehingga murid menjadi lebih siap menerima
pelajaran.
v Provide
"learning guidance" (memberikan bimbingan)
Memberikan
bimbingan kepada murid dalam proses belajar, sebagai berikut:
a) Elicit performance /practice
(pemantapan apa yang dipelajari)
Memantapkan
apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan apa yang
telah dipelajari itu.
b) Provide feedback (memberikan
feedback)
Memberikan
feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid, apakah hasil belajarnya
benar atau tidak.
c) Assess performance (menilai hasil
belajar)
Menilai hasil-belajar
dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengetahui apakah ia telah benar
menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan beberapa soal.
d) Enhance retention and transfer
to the job (mengusahakan transfer)
Mengusahakan
transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk menggeneralisasi apa
yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya dalam situasi-situasi
lain.
Dalam mengajar
hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar sendiri terjadi
antara peristiwa nomor 5 dan 6. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur dengan
perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang harus
dilakukannya.
1)
Mendorong guru untuk
merencanakan pembelajaran
Teori Gagne mendorong
guru untuk merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga pembelajaran
menjadi lebih terarah dan terstruktur. Selain itu agar suasana dan gaya belajar
dapat dimodifikasi sebaik mungkin. Dimana inti dari kegiatan pembelajaran
adalah menyajikan ciri-ciri stimulis, memberikan
pedoman belajar, memunculkan kinerja, dan
memberikan tanggapan dan umpan balik.
2)
Memperoleh kemampuan yang
membutuhkan praktek dan kebiasaan
Teori Gagne sangat cocok
untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan prakrik dan kebiasaan yang
mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan reflek,
dan daya tahan. menurut gagne rancangan pembelajaran untuk
keterampilan yang kompleks menyajikan peristiwa pembelajaran untuk urutan
keterampilan yang ada dalam prosedur dan hirarki belajar.
3)
Cocok untuk melatih
anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa.
Menyajikan stimulus bisa
dilakukan dengan cara guru menyajikan materi pembelajaran secara menarik dan
menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang
sedang berlangsung. Hal ini dapat dilakukan langsung bagi siswa pendidikan
dasar.
4)
Dapat dikendalikan
Mulai dari identifikasi
kapabilitas yang akan dipelajari, analisis tugas atas tujuan, pemilihan
peristiwa pembelajaran yang cocok, semua dapat disusun. Sehingga pembelajaran
yang diinginkan dapat dikendalikan guru agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pada teori ini, analisis tugas merupakan kunci bagi pengajaran yang efektif.
Untuk mengajarkan tugas apapun, paling tidak guru harus memastikan bahwa semua
komponen yang diperlukan telah dipelajari, yaitu bisa jadi mensyaratkan
pengajaran-pengajaran setiap komponen pembelajaran.
1)
Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered
learning), dimana guru bersifat otoriter.
2)
Komunikasi berlangsung satuarah, guru melatih dan menentukan apa
yang harus dipelajari murid.
3)
Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
4)
Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan
guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang
efektif.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi
oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah
lingkungan individu seseorang.
2. Menurut Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan
dengan mudah karena belajar itu bersifat kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa
hasil belajar akan mengakibatkan perubahan pada seseorang yang
berupa perubahan kemampuan,
perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut
bersifat menetap meskipun hanya sementara.
3. Gagne
mencoba menempatkan delapan tipe belajar itu berada dalam suatu urutan hirakis,
yaitu tipe belajar yang satu menjadi dasar atau landasan tipe belajar
berikutnya
4.
Menurut Gagne ada lima kategori
kemampuan belajar, dimana isinya merupakan bentuk penyederhanaan dari
sistematika delapan tipe belajar. Kelima kategori hasil belajar tersebut
adalah informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan
kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
5.
Menurut Gagne, mengajar
terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne terkenal dengan
“Nine instructional events” atau Sembilan kondisi intruksional.
Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca artikel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Jank, Vania.
2016. Psikologi Belajar dan Pembelajaran.
http://vaniojankjank.blogspot.co.id/2015/01/psikologi-belajar-dan-pembelajaran.html.
[diakses tanggal 16 Maret 2016].
Ratna, Dewi. 2015. Teori Belajar Sosial dan Teori Belajar
Gagne.
http://doubleddodewii.blogspot.co.id/2015/03/teori-belajar-sosial-dan-teori-belajar.html. [diakses pada Maret 2015]
Raiz, Abdul. 2015. Pengaplikasian Teori Belajar
Robert.
http://abdulraiz-raish.blogspot.co.id/2015/01/pengaplikasian-teori-belajar-robert.html. [diakses pada Januari 2015]